TENANG, JANGAN TERBURU-BURU
Oleh :
Yusuf Nurmansyah, S.Sos
Sahabat yang budiman, bagi sahabat yang saat ini sedang akan melangkah menuju fase kehidupan yang baru entah apapun itu, Tenang sahabat, jangan terburu buru, karena ditengah keterburu-buruan itu ada sesuatu yang tidak baik.
Situasi ini mungkin adalah situasi bagi sahabat yang sedang mengalami transisi dalam kehidupan, entah sahabat yang sedang mempersiapkan pernikahan dengan pasangan sahabat, atau sahabat tengah mencari pekerjaan dari tidak bekerja menuju bekerja, atau ada situasi lain yang mungkin tengah sahabat sedang hadapi.
Masa transisi dalam kehidupan itu adalah sebuah situasi yang membuat hidup tidak nyaman sahabat , ketika situasi hidup tidak nyaman, banyak dari kita hidupnya menjadi tidak tenang, ketika hidup tidak tenang pikiranpun tidak akan bisa berpikir secara jernih, ketika pikiran tidak bisa berpikir secara jernih, dikhawatirkan sikap dan keputusan dalam hidup kita adalah keputusan yang kurang begitu baik.
Lalu bagaimana kita menyikapi masa transisi dalam hidup sahabat, berikut ada sebuah cerita atau gambaran yang dapat sahabat ambil pembelajarannya....
Sahabat ada seorang anak muda yang tinggal disebuah rumah disebuah pegunungan yang sangat indah, pegunungan tersebut menyajikan pemandangan yang sangat indah, sabana yang sangat luas, di depan rumahnya ada banyak pohon rindang yang menyejukan.
Pada satu waktu anak muda tersebut jalan jalan diluar rumah untuk menikmati pemandangan, beliau duduk dibawah pohon yang rindang, terkadang jalan di tengah sabana, di tengah menikmati pemandangan tersebut situasi alam mulai berubah, awan berubah menjadi hitam pekat, bergemuruh mengeluarkan petir yang sangat menakutkan, hujan pun turun dengan sangat geras, air hujan yang turun diatas rumah mengeluarkan suara yang menyeramkan, ditengah gemuruhnya hujan datang badai angin yang sangat kencang, menggulung hujan, menerjang pepohonan yang membuat daun daun berhamburan.
Pertanyaanya apa yang dilakukan oleh anak muda tersebut....
Anak muda tersebut pada awalnya merasa ketakutan, tetapi anak muda tersebut memutuskan untuk masuk kedalam rumah, menutup pintu rapat rapat, menutup jendela dengan rapat, sehinga suara hujan dan badai angin yang mencekam tidak terdengar lagi, ia menyalakan lampu rumah, menyalakan musik yang menenangkan, iya mengambil segelas air hangat, membawa kursi dan duduk diepan kaca rumah, membawa buku sambul mentap badai diluar rumah yang yang semakin menggulung, ia melihat pepohonan tersoyak soyak oleh angin, daun daun berhamburan.
Lalu apa yang dikatakan oleh anak muda tersebut kedalam dirinya...
Ia berkata kepada dirinya sendiri, sungguh badai itu badai yang sangat hebat, siapapun yang berada dilluar sana pasti akan tergulung, aku tidak takut dengan badai itu, badai ini tidak akan terus bergemuruh pasti beberapa waktu kedepan badai itu akan berhenti.
Akan sia sia waktuku akan rusak jiwaku jika sambil menunggu badai itu selesai aku gunakan waktuku aku gunakan pikiranku dipenuhi dengan rasa ketakutan, aku lebih baik mengambil secangkir air hangat, duduk didepan kaca rumah sambil melihat dan menikmati badai diluar rumah.
Dan benar selang beberapa waktu berikutnya badaipun selesai, suasana diluar rumah sangat begitu tenang, sangat begitu sunyi, hampir hampir tidak ada angin yang bertiup, hampir hampir tidak ada daunpun yang bergoyang tertiup angin.
OKE SAHABAT, pembelajaran apa yang dapat kita ambil dari kisah anak muda tersebut....
Sahabat mungkin tengah melakukan perjalanan dalam kehidupan, entah kehidupan dalam berkeluarga, kehidupan dalam bekerja, dan kehidupan kehidupan yang lainnya, semua terasa sangat indah bagi sahabat, namun situasi berubah, ada sebuah situasi yang yang membuat hidup sahabat berubah layaknya ada sebuah badai yang menerjang ditengah perjalanan anak muda tersebut.
Entah ada masalah dalam lingkungan pekerjaan, yang membuat sahabat kehilangan pekerjaan, entah ada orang lain yang membuat hidup sahabat menjadi tidak nyaman, dan mungkin masih banyak lagi badai badai masalah yang sedang sahabat hadapi.
Lalu apa yang harus sahabat lakukan, layaknya anak muda tersebut, sahabat masuk kedalam rumah, tutup pintu rapat rapat sehingga tidak terdengar lagi suara badai, sahabat lihat dan nikmati badai tersebut.
Lalu bagaimna dengan kita sahabat, iya rumah itu adalah diri sahabat sendiri, lalu siapa anak muda tersebut, anak muda tersebut adalah pikiran kita, anak muda tersebut adalah hati kita sahabat, disaat kita tertimpa badai, kita masuk kedalam diri sendiri, tutuplah pintu diri kita rapat rapat, jangan sampai badai yang menimpa kehidupan sahabat mengoyak jiwa sahabat, pikiran sahabat harus tetap tenang, hati sahabat harus tetap tenang
Ketahuilah bahwa badai tidak akan terjadi selamanya, sahabat hadapi, sahabat nikmati badai kehidupan yang sedang menimpa sahabat, dan ketahuilah sahabat ketika badai itu telah selesai, semuanya akan terasa lebih indah, layaknya kesunyian dan ketenangan yang setelah badai yang menimpa anak muda tersebut.
Kembali lagi kepada topik utama sahabat, Tenang jangan terburu buru karena ditengah keterburu buruan ada sesuatu yang tidak baik, jangan hanya karena terdesak sahabat memutuskan sebuah sikap yang merugikan sahabat sendiri.
Ditengah masa transisi lebih baik sahabat gunakan, unutuk menata diri lebih baik lagi, menata hati, mentata pikiran, membersihkan diri, menata prinsip hidup,menata tujuan hidup secara matang dan terukur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar