DIBALIK GUDANG ILMU

Sabtu, 05 Februari 2022

BUKAN JALAN BIASA











BUKAN JALAN BIASA
Oleh : Yusuf Nurmansyah, S.Sos



Sahabat yang budiman 
akhir akhir ini saya sedang membaca bukunya Jajang Jatnika yang berjudul Mengakses Titian Sukses dengan "SMART" Sabar dan Shalat menjadi Amaliah dan Ruhiyah terbaik.

Ada satu pembahasan yang sangat menarik tentang bagaimana kita mengelola mindset untuk bagaimana kita menentukan arah hidup.

di halaman lima belas dari buku tersebut menceritakan tentang ilustrasi kehidupan yang kurang lebih seperti ini :

Di sebuah kota dijumpai seorang pemuda yang suka nongkrong dipinggir jalan/di mulut gang, mereka bergerombol menghabiskan waktu dengan canda, tawa, berbicara wanita dan terkadang iseng berbuat kurang ajar.

Tiba-tiba datanglah si Hasir mengajak pergi ke alun-alun kota untuk jalan jalan, diantara mereka ada yang langsung setuju (sebut saja si legi) untuk ikut, ada yang tidak setuju karena suatu alasan (malas, tidak punya uang, malu ketemu seseorang dll.) yang akhirnya tetep nongkrong atau pergi ketempat lain yang tersirat dalam benaknya.

Sesampai di alun-alun mereka ketemu dengan kawan lain yang bernama Gafi dan diapun mengajak pergi ketempat lain, si Legi nampaknya tertarik untuk ikut namun si Hasir tidak tertarik dan memutuskan pulang kerumah.

Gafi dan Legi asyik jalan jalan di pertokoan sambil sekali-kali berkomentar tentang barang yang ia lihat di etalase pertokoan. Tak lama berselang dia melihat jam dinding salah satu toko sudah menunjukan jam 6 sore kemudian mereka sepakat pulang ke rumah masing-masing.

Tiba di rumah, si Legi nampak keletihan mengingat seharian jalan-jalan yang cukup melelahkan lalu diapun membaringkan diri dan tertidur dengan pulas. Pagi-pagi dia bangun, lalu cuci muka dan sarapan mengingat semalam belum sempat makan, sambil makan pikirannya menerawang membayangkan kemana lagi hari ini ia akan pergi tidak memiliki kegiatan apa-apa selain nongkrong atau jalan-jalan bersama temannya.

Ilustrasi tersebut nampaknya bukan sekedar ilusi tapi kerap terjadi pada generasi muda negeri ini, bukan hanya di kota di desapun nampaknya sudah merebak hampir di setiap daerah. Jika demikian apa yang akan diperoleh untuk masa depannya....?

Dapat dipastikan hanya angan angan belaka !!!

Pelajaran yang kita dapatkan dari ilustrasi diatas nampaknya tidak jauh berbeda dengan umumnya masyarakat kita, tidak hanya pemuda, atau mungkin anda, hanya mungkin dalam status yang berbeda.

Coba kita buktikan, bila anda seorang pegawai negeri umpamanya, terbersit dalam benaknya keinginan untuk memiliki sebuah rumah yang mewah, mobil yang nyaman dengan harga milyaran rupiah dan anak anak yang membanggakan.

kita tahu pendapatannya kisaran berapa yang ia hasilkan setiap bulannya, karena sudah ada standar pendapatan yang dipatok bagi seorang PNS sesuai dengan golongannya.

Kemudian kita lihat aktivitas hariannya, pagi pagi berangkat ke kantor, sore pulang atau mungkin mampir kerumah teman atau saudara untuk kepentingan tertentu atau ke super market sekedar beli kebutuhan sehari-hari, lalu ke rumah dan istirahat, itu dilakukan rutin setiap hari.

Pertanyaannya....
Berapa penghasilan yang ia dapatkan setiap bulannya...?
Mungkinkan rumah mewah mobil yang nyaman ia dapatkan ? sementara aktivitas dan berfikirnya relatif standar. Jawabannya dapat dipastikan penghasilannya biasa-biasa saja dan keinginannya hanyalah angan-angan. 

Kesimpulannya baik pemuda maupun PNS atau mungkin yang lainnya bila bekerja dan berfikirnya sederhana atau seadanya dapat dipastikan sebatas keadaannya.

Bila impiannya ingin terealisasi maka kita harus memiliki energi yang super extra, keluar dari cara berfikir dan bertindak standar.


Belajarlah, Bergaulah dengan orang sukses dan Istiqomahlah




Pict : Aliexpresa



 

 

Selasa, 01 Februari 2022

LA TAHZAN INALLAHA MA'ANA

 



JANGAN BERSEDIH
Oleh : Yusuf Nurmansyah, S. Sos

Sahabat yang budiman 
Pasti sahabat semuanya sudah tidak asing lagi mendengar kata "La Tahzan Inallaha Ma'ana" "Jangan bersedih sesungguhnya Allah bersama kita"

Kalau kita renungkan dengan baik, kata tersebut memiliki makna yang sangat dalam, dalam menjalani kehidupan sering kali kita mengeluh dan merasa sedih

Dikala sedih, kita harus selalu ingat bahwa Allah selalu bersama kita dan selalu menjaga kita disetiap saat

Dan pada dasarnya memang seperti itu Allah selalu bersama kita, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kita lakukan dan kita kerjakan

Allah Maha Mengetahui apa yang kita keluhkan, apa yang kita inginkan dan apa yang terbaik buat kita. 

Kita sering kali merasa risau terhadap kehidupan ini, karena terkadang kita sendiri yang menjauhkan diri dari Allah, dengan mengerjakan apa yang diperintahkan olehnya dengan sekedarnya saja. 
Sehingga wajar saja jika hati kita seringkali merasa kesepian dan kering, karena hati kita tidak tertaut kepada yang maha segalanya. 
Wallahu A'lam Bishawab

UPSKILLING WORKING PERTAMINA INFOMEDIA

 UPSKILLING WORKING PERTAMINA INFOMEDIA Oleh : Yusuf Nurmansyah, S.Sos Upskilling Working Target          :  YUSUP NURMANSYAH               ...

TRENDING TOPIK GUDANG ILMU